Proyek SPAM Senilai Rp1,3 Miliar Belum Bermanfaat bagi Masyarakat

Bangunan SPAM yang ada di Desa Pusuk Lestari Batulayar sampai sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. (Foto: 033)
32 Melihat

LOBAR, POS BALI – Proyek penampungan air bersih atau Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) yang dibangun di Dusun Kedondong Atas, Desa Pusuk Lestari, Batulayar, Lobar belum bermanfaat bagi  warga masyarakat setempat. Padahal proyek senilai Rp1,3 miliar itu dibangun akhir tahun 2022 lalu. Meledaknya pipa diduga menjadi penyebab aliran air tak mengalir hingga ke masyarakat.

Camat Batulayar, Afgan Kusuma Negara yang dikonfirmasi mengaku mendapat laporan dari warga soal kondisi penampungan air tersebut. Menurutnya penampungan air yang ada di Dusun Kedondong Atas Desa Pusuk Lestari, selesai dibangun sekitar November atau Desember 2022 lalu.

Sumber airnya berasal dari mata air Gunung Sembiris yang ada di timur Pusuk. Kemudian dialirkan melewati bawah lembah melewati jalan naik ke Dusun Kedondong Atas yang memiliki  dua penampungan. “Namun sejak jadi, proyek ini belum bisa memenuhi air untuk penduduk di Dusun Kedondong Atas, setelah itu air hilang dan sampai sekarang tidak pernah mengalir lagi,”kata Afgan, Jumat (17/3/2023).

Warga berharap agar bak penampungan itu  segera diperbaiki supaya bisa dimanfaatkan oleh warga.

Sementara itu, Kades Pusuk Lestari H Junaidi mengatakan, pipa yang mengalirkan air ke bak penampungan itu terganggu karena pipanya pecah. Kerusakan itu terjadi setelah mulai dioperasikan, airnya dialirkan ke bak penampungan. “Airnya itu terlalu keras, sehingga jebol pipanya,”terangnya.

Namun pipa itupun sudah diganti menggunakan pipa besi. Pipa itu sedang dalam proses pemasangan, dan air sudah dialirkan ke bak penampungan, Senin (13/3) sore lalu sekitar pukul 16.00 Wita. Akan tetapi butuh dua hari air itu bisa naik ke SPAM, mengingat posisinya berada pada elevasi terlalu tinggi. “Kalau dibuka airnya, butuh dua hari untuk naik ke bak penampung,” ujarnya.

Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lobar, I Made Arthadana mengatakan, permasalahan itu harus segera ditangani sebab menjadi kebutuhan masyarakat. Diakuinya ia bersama timnya sudah mengecek kondisi penyebab mengapa SPAM itu tak bisa bekerja dengan optimal.

Hasilnya, pihaknya menemukan adanya penyumbatan yang terjadi pasca terjadinya bencana longsor sehingga mengganggu aliran air. “Air sudah mengalir masuk ke masuk, ternyata memang belum optimal. Sampai jam ini teman-teman cipta karya sumber air bersih dan sanitasi masih di lapangan,” bebernya.

Ia pun sudah meminta bidangnya untuk menyelesaikan permasalahan itu agar SPAM itu bisa kembali beroperasi dan air bisa dinikmati warga. “Kita harapkan bisa segera selesai,” ucapnya.

Terkait saran dari camat agar ada pembekalan kepada warga untuk teknis perbaikan sehingga bisa langsung ditangani warga kedepannya, Arthadana menyambut baik usulan itu. Terlebih ia menjelaskan konsep dari SPAM itu merupakan air pedesaan sehingga nantinya pengelolaanya akan diserahkan pada Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum dan Sanitasi (KSPAM).

 “Tentunya nanti setelah selesai masa pemeliharaan yang tanggungjawab dinas, kemudian kita lakukan sosialisasi supaya diambil alih nantinya menjadi aset desa dikelola oleh KPSPAM,” jelasnya.

Nantinya KPSPAM ini yang akan mengelola untuk perawatannya. Tentunya akan ada iuran untuk pemeliharaannya yang secara teknis akan dibahas oleh desa. 033

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.