
Arianto Sjarif (kiri) didampingi Made Dwijantara
43 Melihat
MANGUPURA, POS BALI – Meningkatnya frekwensi penerbangan China Tiongkok ke Bali membawa optimisme bagi pemilik akomodasi wisata. Kendati kedatangan warga negara tirai bambu itu ke Bali belum 100 persen pulih, namun lambat laun hal itu diyakini akan terjadi. Sebab Bali masih menjadi destinasi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan Tiongkok, dengan pesona alam dan budayanya. China Tiongkok sendiri juga menjadi penyumbang kedatangan wisatawan terbanyak ke Bali sebelum pandemi Covid-19.
CEO Paasha Atelier hotel, Arianto Sjarif menerangkan, China Tiongkok menjadi pangsa pasar yang sangat potensial bagi Bali. Karena itu pihaknya menyasar China Tiongkok menjadi salah satu market grup dan free independent traveler di hotelnya, selain wisatawan India yang kini menempati posisi kedua wisatawan terbanyak ke Bali dan wisatawan asia tenggara. “Wisatawan China sebenarnya sudah masuk pada bulan maret, namun memang masuknya baru ke hotel bintang 5, khususnya ke Nusa Dua. Tapi lambat laun kondisi market China Tiongkok akan pulih, tinggal menunggu waktu saja,” ucapnya disela-sela rebranding Paasha Atelier hotel, Jumat (17/3/2023) di Kuta.
Berdasarkan informasi yang ia terima dari pihak travel agent dari China yang diajak bekerjasama, wisatawan Tiongkok diperkirakan akan cukup ramai datang ke Bali pada kisaran bulan April 2023. Dominan mereka akan datang secara bergrup dan akan menginap dihotelnya. Hal itu yang juga membuat pihaknya melakukan rebranding opening pasca perbaikan, sebagai respon terhadap pangsa pasar market China yang masih cukup besar. Yang mana desain dari hotelnya kini ditata dengan suasana tropis, aksesn unsur budaya Bali, didukung aneka kuliner yang bervariatif. Adapun market yang disasar adalah 50 persen untuk grup dan 50 persen free independen traveler.
Sektor pariwisata dinilai merupakan suatu industri yang belum bisa digantikan oleh apapun dan harus dialami sendiri. Walaupun saat ini kondisi pariwisata Bali belum sepenuhnya pulih, namun sekitar 60-70 persen turis asing sudah kembali berwisata ke Bali. Sejauh ini market wisatawan yang telah merespon baik hal itu adalah India, Eropa, Asia tenggara dan tentunya pasar domestik. Saat ini sekitar 60 persen okupansi di hotelnya diisi oleh wisatawan India, Rusia, Asia tenggara dan lokal. “Prospeknya sebenarnya masih sangat cerah kedepan, karena Bali memiliki suasana tropis, alam yang indah, dam budaya yang kental. Jadi tinggal menunggu waktu saja dan semoga ini semakin membaik kedepannya,” harapnya didampingi Made Dwijantara selaku General Manager.
Disisi lain, pihaknya menerangkan bahwa hotel berbintang 4 yang dikelola oleh absolute hotel services itu memiliki 175 kamar. Dengan berbagai jenis, seperti full swet, duplek sweet, junior sweet dan paasha room. Fasilitas lain yang ada yait restoran, bar, ruang meeting, spa, dan fasilitas kebugaran. Pihaknya senantiasa mengadopsi sistem sustainability. Yaitu dengan mendaur ulang air limbah sesuai baku mutu dan dipergunakan untuk penyiraman dan kebersihan. Ia juga berupaya meminimalisir kemasan plastik, menerapkan biodegretable, dan memiliki pembibitan sendiri untuk mensuplai sebagian kebutuhan sayur dari kebun hotel. Ia juga bekerjasam dengan Bupda Kuta sebagai bentuk tanggungjawab sosial, termasuk mengadopsi persamaan gender dan memberdayakan tenaga kerja lokal. 023
Be the first to comment