
MANGUPURA, POS BALI – Desa Blimbingsari merupakan salah satu desa wisata yang terdapat di Kabupaten Jembrana. Desa ini memiliki sejumlah potensi wisata yang telah mampu menarik minat wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Ni Luh Putu Yuni Astari, peneliti dari Politeknik Negeri Bali (PNB) mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Blimbingsari. Namun, sejak terjadinya serangan virus yang mematikan itu, para turis yang berkunjung ke desa tersebut menurun drastis.
“Pemerintah Indonesia sejak beberapa bulan yang lalu telah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berlibur di sejumlah daerah tujuan wisata di Tanah Air, termasuk di Desa Blimbingsari. Pascapandemi, sejumlah daya tarik wisata (DTW) yang ada di Desa Wisata Blimbingsari perlu dikembangkan sekaligus ditata kembali,” ungkap Yuni Astari saat ditemui di Kampus PNB, Bukit Jimbaran, Badung, Jumat (16/9/2022).
Ia menjelaskan, Desa Blimbingsari memiliki beberapa potensi wisata, di antaranya Bendungan Oraet Labora yang tempatnya cukup tinggi, memiliki dua sumber air yaitu dari Tukad Balian dan Tukad Sanghyang. Bendungan dan sungai ini sangat potensial dikembangkan menjadi media atraksi wisata.
Suasana Desa Blimbingsari yang berdekatan dengan Hutan Nasional Bali Barat yang indah, sejuk, dan penuh kedamaian. Pemandangan alam yang menyejukkan mata serta merdunya kicauan burung-burung yang hidup dengan bebas di habitat alamnya. Terdapat pula alat musik jegog merupakan musik tradisional khas Jembrana yang terbuat dari bambu. “Masih banyak potensi wisata yang belum tertata dengan baik di antaranya air pancuran, air terjun, dan kebun masyarakat,” ujar Yuni Astari.
Ia mengatakan, penataan dan pengembangan potensi wisata di Desa Wisata Blimbingsari melalui Integrated Tourism Village System (IToViS), Program Riset Keilmuan Terapan LPDP yang dikelola Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbudristek RI. Sejumlah kegiatan yang dilakukan melalui program tersebut di antaranya pelatihan manajemen desa wisata dan tata kelola usaha serta pelatihan manajemen keuangan desa wisata dengan menampilkan pembicara I Made Mendra Astawa (Ketua Dewi Bali).
Disusul pelatihan manajemen keuangan desa wisata terkait OTA Bisnis, OTA Company, service produk layanan, dan pelatihan manajemen keuangan desa wisata terkait teknologi OTA, Transaction Process, media promosi dan via.com oleh Bambang Dwi Hariyanto. Kemudian pelatihan digital marketing disampaikan oleh I Wayan Wahyu.
Yuni Astari mengharapkan kepada semua lapisan masyarakat terutama pengelola wisata di Blimbingsari agar terus berusaha meningkatkan keterampilan di dalam mengembangkan sejumlah potensi wisata desa tersebut. Melalui program itu agar mampu meningkatkan keterampilan pengelola di bidang teknologi, melakukan pemasaran dengan lebih luas, dan mempercepat pembuatan laporan yang menjamin transparansi dalam pengelolaan desa wisata. ksu/adv
Be the first to comment